Erwin Gutawa

6 Komposer Untuk Musik Perfilman Di Indonesia Yang Sangat Fenomenal

Posted by

6 Komposer Untuk Musik Perfilman Di Indonesia Yang Sangat Fenomenal – Jadi komposer nada nyatanya tidak mudah. Pekerjaan ini menuntut kamu buat dapat menulis aransemen nada, mulai dari instrumental sampai komplit dengan melirik lagunya. Tidak bingung jika kamu wajib memiliki banyak ilmu serta wawasan pertanyaan nada yang lumayan besar. Tidak hanya itu, kamu pula wajib sanggup bekerja sama dengan music director, producer, hingga music pemain buat menciptakan buatan yang bermutu.

6 Komposer Untuk Musik Perfilman Di Indonesia Yang Sangat Fenomenal

mikis-theodorakis – Menariknya, Indonesia telah memiliki nih 5 komposer nada film yang sangat terkenal serta senantiasa berhasil mengecap lagu- lagu hits. Supaya tidak penasaran, catatan lengkapnya dapat kamu cari ketahui di mari!

Erwin Gutawa

Erwin Gutawa
hot.detik.com

Bahkan Anda sudah terbiasa dengan nama panggilan Erwin Gutawa, bukan? Pria berusia 56 tahun ini apalagi dikatakan sebagai komposer terbaik dari nada yang dimiliki Indonesia. Konten bintang film yang menawan Gita Gutawa mulai mempelajari nada dan mendirikan Erwin Gutawa Orchestra pada tahun 1993. Pada awal 2019, Erwin Gutawa berhasil mengadakan konser berjudul “Salute To PhoneWriters” untuk menghargai Eternal ‘Dee’ Angel, Dewiq , dan Melly Goeslaw.

Baca juga : Sejarah Karir Komposer Musik Klasik Ludwig van Beethoven

Erwin Gutawa Sumapraja (lahir di Jakarta, 16 Mei 1962; berusia 59 tahun) adalah komposer seseorang, konduktor, perancang nada, dan bassis dari Indonesia. Gutawa sering memproduksi dan menyusun nada untuk konser nada, antara lain Harvey Malaiholo Nada Concert, Ruth Sahhanaya, Chrisye, Titi Dj, Krisdayanti dan Rossa

Pada 1970-an, di masa kecilnya, Gutawa punya waktu untuk bermain film. Film masa kecil antara lain adalah dalam film One Batang Kara (1973), jangan menangis (1974), Ibu Adiratna (1974) dan dini hari (1975). Dari sana itu cukup dikenal sebagai salah satu bintang film kecil nasional pada awal 1970-an. Pada 1980 ia menjadi bassis di Arah Orkestra Telerama Isbandi yang disiarkan di TVRI. Setelah melarikan diri dari Field of Architecture Fakultas Metode Universitas Indonesia pada tahun 1986, ia sepenuhnya jatuh dengan aspek nada. Pada 1985- 1993 ia terkait dengan Karimata, band jazz fusi yang mengeluarkan 5 album. Pada tahun 1993 ia mendirikan Erchestra Erwin Gutawa.

Erwin adalah putra seorang teman berdarah Sunda adalah Gutawa Sumapraja dan Kodiati. Erwin menikah dengan Lutfi Andriani. Mereka diberkati dengan 2 anak, Aluna Sagita (Gita Gutawa), lahir 11 Agustus 1993, dan Aura Aria (Rara Gutawa) lahir 15 Juli 2007 . Ketika ini, hatinya Gita Gutawa juga mengeksplorasi langkah-langkah ayahnya untuk menjadi musisi di Indonesia.

– Addie MS

Composer mencapai NADA, Addie MS ini memang menerima banyak apresiasi bergengsi sebagai perancang nada terbaik. Pria yang bertanggung jawab untuk menjadi mirip dengan David Foster untuk konsernya di Jakarta pada tahun 1991 juga diyakini memuat skor film terkenal Nusantara, yang tercantum oleh film dealova yang diperankan oleh Jessica Iskandar dan Ben Joshua pada 2005.

Kemampuan nada addie jatuh dari kakek-nenek, Muhammad Soesilo, yang dikenal sebagai ahli planologi yang mengkonsumsi kota satelit kota kebayoran terbaru. Sebaliknya, ayahnya adalah seorang Bandi Sumaatmadja, seorang mantan wirausahawan yang merupakan wirausahawan. Kesediaan Addie untuk turun ke Nada Bumi Luang ditentang oleh ayahnya. Tetapi antipati dari ayahnya menjadi dorongan bagi Addie untuk menghasilkan nada sebagai hidupnya.

Setelah berlatih piano klasik dengan Mrs. Rotti, bagaimana cara mempraktikkan musik lebih melalui itu dengan mempelajari diri Anda sendiri, terdaftar aspek dari orkestrasi, konduktor, dan rekaman rekaman. Sebagai upaya untuk membuat dan memperdalam bidang-bidang itu, Addie mengeksplorasi beberapa pembelajaran singkat. Di antara hal-hal lain, lokakarya rekaman rekaman di Ohio pada tahun 1984 dan lokakarya konduktor diselenggarakan oleh American Symphony Orchestra League di Los Angeles pada tahun 1995. Dalam lokakarya konduktor ia menemukan pendidikan dari Jorge Mester, konduktor Pasadena Symphony Orchestra dalam hal itu, dan Raymond Harvey , Fresno Philharmonic Orchestra konduktor.

Baca juga : Kisah Perjalanan Karir Adele Laurie Blue Adkins yang kerap disapa dengan nama  Adele

Addie Carers di Pabrik Nada Tanah Air dimulai pada tahun 1979 sebagai arranger atau produsen untuk merekam album penyanyi pop. Penyanyi yang menemukan tangannya yang dingin, antara lain, Utha Likumahuwa, Vina Panduwinata, Krisdayanti, Chrisye, hingga musisi asing seperti Suzanne Ciani dari The American Syndicate.

Pengalamannya di Nada Bumi, antara lain sebagai desainer nada dan konduktor untuk lagu “Love” yang dibuat oleh Hamzah’s Point di Internacional de La Canchion, Chili, pada tahun 1983 dan Direktur Musik untuk BASF Awards selama 7 tahun berturut-turut. Pada tahun 2005, Addie dipercayai Kursi Manila Philharmonic dalam kegiatan Miss ASEAN di Jakarta. Setelah 15 tahun meninggalkan rute nada pop dan terkonsentrasi dalam nada simfonik, Addie mulai kembali ke nada pop ketika muncul sebagai direktur musik.

Pada tahun 1991, Addie dengan Oddie Agam serta wiraswasta Usmansjah Bakrie, mendirikan Twilite Orchestra, seorang Pops Orchestra, adalah orkestra simfoni yang tidak hanya memainkan nada klasik, tetapi juga nada film, drama musik, nada pop, dan konvensional diatur dengan cara simfonik. Pada tahun 1992, tepatnya pada bulan Februari, Twilite Orchestra berhasil mengadakan konser dengan David Foster di TV pribadi RCTI.

Pada tahun 1998, Addie dengan Youuk Tanzil dan Victorian Philharmonic Orchestra membuat album My Defense Symphony di Australia, di mana untuk menjadikan awal lagu-lagu nasional dan perang Indonesia diatur dalam simfonik dan dicatat dalam bentuk CD dan CASSETTES. Bersama dengan Twilite Orchestra, pada tahun 2004 Addie merilis album La Forza del Destino, album perekaman simfoni awal di Indonesia yang menunjukkan karya-karya nada simfoni klasik Barat dalam bentuk album CD. Antusiasmenya dalam mempromosikan nada simfonik tidak menyelesaikan rekaman simfoni lagu-lagu perang dan Klasik Barat saja. Pada 2012 Addie MS membuat rekaman lagu-lagu teritori Indonesia yang terdiri dari cara simfonik, dengan Garuda Indonesia. Album rekaman diberikan oleh kepala suara-suara Indonesia, ia dapat bertahan beberapa hari di antrian atas di album maksimum, iTunes.

Addie juga menjadi perancang nada dari beberapa film dan pertunjukan, termasuk biola tidak merangkai, dealova, cinta awal, atas nama cinta, angin musim panas, 10 dan nada untuk drama musikal Anoman. Pada tahun 2003, Addie juga diberi kepercayaan oleh Komandan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk menghasilkan lagu-lagu marikh dan lagu-lagu pujian Angkatan Darat Nasional Indonesia (TNI). Banyak industri dan tubuh yang mempercayakannya untuk menghasilkan atau mengerjakan tema atau lagu-lagu marikh mereka, semacam Garuda Indonesia, Pertamina, Summarecon, Agung Podomoro, Sharp, Kadin dan yang lainnya.

Sejak 1998, Addie dengan Twilite Orchestra membuat tujuan bimbingan melalui konser di berbagai sekolah atau universitas. Bersama dengan ‘Sampoerna for Indonesia’, Orkestra Twilite mengadakan konser tahunan untuk siswa di Istora Senayan dan di beberapa universitas dengan julukan musikademia yang telah dimulai sejak 2000 hingga 2010. Sementara dengan tujuan yang sama, Addie mendirikan masa muda Twilite Orkestra pada tahun 2004, anak-anak muda orkestra yang muncul di sekolah atau pada konser biasa. Pada awalnya, Addie MS juga membuat Chorus Twilite pada tahun 1995. Pada tahun 2009, Addie dengan Twilite Orchestra, Chorus Twilite, CIC Choir, dan bagian dari Solis membuat konsernya di Sydney Opera House, yang merupakan konser orkestra Simfoni Indonesia awal yang muncul di konser aula bergengsi itu. Twilite Orchestra juga menjadi orkes simfoni Indonesia awal yang muncul di Eropa ketika pada 2012 konser di Bratislava, Slovakia dan Berlin, Jerman untuk inisiatif Kementerian KBRI Indonesia, Kedutaan Besar Indonesia di Germans dan Kedutaan Besar Indonesia. Di sana, Addie MS memimpin 57 musisi dan 40 penyanyi chorus twilite.

– Andi Rianto

Penggagas Magenta Orchestra ini telah tidak butuh diragukan lagi kemampuan bermusiknya. Komposer nada berajaran klasik ini apalagi sempat tersaring selaku nominator Desainer Nada Terbaik dalam Pergelaran Film Indonesia. Buatan nada ciptaan Andi Rianto ini dapat kamu temui dalam original soundtrack film Arisan yang dibawakan oleh Ren Tobing di tahun 2003 serta Mengejar Mentari tahun 2004 yang dinyanyikan oleh Ari Lasso.

Andi( lahir di Sorong, Papua, 7 Mei 1972; baya 49 tahun) merupakan musisi serta komposer berkebangsaan Indonesia. Andi ialah atasan Magenta Orchestra. Beliau sudah ikut serta dalam banyak coretan nada film serta kultivasi album buat beberapa bintang film terkenal Indonesia, di antara lain Ebiet Gram. Ade, Ari Lasso, Rita Effendy, Titi DJ, Agnes Monica, dan Rossa. Andi Rianto pula sudah 2 kali mencapai nominee dalam Pergelaran Film Indonesia( FFI) selaku Desainer Nada Terbaik buat ciptaannya dalam film Arisan( 2003) serta Mengejar Mentari( 2004), serta mencapai Piala Vidia pada tahun 2005 buat Desainer Nada Terbaik buat drama seri Bila Kita Berpacaran Lagi?( 2005).

Andi mulai berlatih piano pada umur 4 tahun, ialah bimbingan piano klasik. Pada umur 5 tahun beliau sudah sanggup mendampingi kanak- kanak di TVRI arahan Kak Seto serta Henny Poerwonegoro. Pada umur 8 tahun beliau berlatih piano pada Baartje Sitindjak. Berikutnya berlatih pada Yamaha Music Foundation di dasar arahan Watanabe. Tahun 1990, kala bersandar di SMA Andi alih ke Amerika Sindikat serta menempuh pembelajaran di Forest Hills High School, New York.

– Alat Lesmana

Lahir serta dibesarkan oleh keluarga yang menyayangi nada, tidak bingung bila dikala ini Alat Lesmana berhasil jadi salah satu komposer nada jazz sangat mempengaruhi di tanah air. Terdaftar terdapat lebih dari 200 aransemen original yang beliau mengadakan semenjak turun ke pentas nada jazz di tahun 1976 dahulu. Menariknya, Alat Lesmana luang didapuk selaku komposer nada buat film yang diperankan oleh putrinya, Eva Celia, berjudul Adriana yang sah diluncurkan pada 7 November 2013.

Alat Lesmana( lahir di Jakarta, 28 Maret 1966; baya 55 tahun) merupakan salah satu musisi jazz, produser, komposer serta sound engineer dari Indonesia, yang ialah anak dari figur jazz Indonesia, Jack Lesmana dan biduan tua Indonesia berdarah Jawa pada tahun 1960- an Nien Lesmana.

Alat merupakan adik kandungan dari produser film Indonesia, Mira Lesmana serta mantan suami dari salah satu biduan Indonesia, Sophia Latjuba. Beliau pula sempat jadi salah satu hakim Indonesian Idol pada tahun 2004- 2008 serta 2014 dan jadi perwakilan hakim Indonesia pada pertandingan Asian Idol pada tahun 2007.

Karir Alat dalam bumi nada diawali dikala umurnya terkini 10 tahun. Beliau tampak bersama bapaknya di Bandung pada bulan Maret 1976 dengan instrumen keyboard. 2 bulan setelah itu, bertempat di Halaman Ismail Marzuki, Jakarta, Alat main keyboard dalam suatu konser jazz yang mengaitkan musisi tua semacam Jack Lesmana, Benny Likumahuwa, serta biduan Broery Marantika. Tahun 1978, Alat mulai merekam serta mengeluarkan album pertamanya” Ayahku Sahabatku”. Semenjak dini, style bermusik Alat sudah banyak dipengaruhi oleh style John Coltrane, Miles Davis, McCoy Tyner serta Charlie Parker, yang dipelajarinya lewat rekaman mereka.

Tahun 1978, Alat bersama bapaknya berpeluang berangkat ke Australia buat tampak dalam minggu adat ASEAN Trade Fair. Dikala seperti itu, atas anjuran bapaknya, Alat berupaya buat menjajaki tes masuk di Conservatorium of Music serta kesimpulannya diperoleh. Atas dorongan Kedutaan Australia, Alat memperoleh beasiswa penuh buat sekolah di New South Wales Conservatory School of Music di Sydney. Tidak cuma itu, Departemen Luar Negara Australia juga membagikan permisi berdiam untuk Alat serta keluarganya.

Sepanjang di Australia, Alat memperoleh banyak ilmu dari Don Burrows, Roger Frampton serta Paul Mc Namara. Karir musiknya bertumbuh bersama dengan musisi Australia paling utama bersama golongan nada jazz ternama, semacam The Basement serta Soup Plus. Alat pula ikut serta dalam Manly Jazz Pergelaran tiap tahunnya hingga tahun 1985. Tidak hanya itu, Alat pula berjumpa musisi jazz tingkatan bumi, semacam Chick Corea, Dizzy Gillespie, Mark Murphy, David Baker, serta Terumasa Hino serta asian dapat memberi pengalaman bersama mereka.

Bersama bapaknya, Alat membuat band bernama” Jack and Alat Lesmana Quartet bersama Dermawan Suweileh serta James Morrison. Mereka mengeluarkan album” Children of Fantasy” tahun 1981 dikala bertamu ke Indonesia. Dikala kembali ke Australia, Alat membuat band yang berajaran latin- jazz- fusion bersama Jack Lesmana, Steve Brien, Dale Barlow, Tony Thijssen and Harry Rivers. Band ini mendatangi Indonesia bulan Agustus 1982 serta melaksanakan rekreasi di 13 kota.

Alat meningkatkan style jazz- fusion- nya dengan membuat band terkini. Bersama Steve Hunter, Andy Evans, Ken James, Vince Genova, serta Carlinhos Gonzalves, Alat membuat” Nebula” tahun 1982. Dalam album awal mereka berjudul” Nomor Standing” ada 4 buatan original Alat( Nomor Standing, The First, Sleeping Beauty,‘ Tis time to part) serta buatan Steve Hunter, Samba for ET. Tahun 1983, Alat berasosiasi dengan Sandy Evans, Tony Buck serta Steve Elphick membuat band berajaran jazz modern” Women and Children First”. Album kesatu mereka direkam tahun 1983.

Kemampuan bermusik Alat terhirup oleh pabrik jazz Amerika. Kuda belang Records, industri rekaman agen dari MCA Records, melaporkan kemauan mereka buat mengeluarkan album” Nomor Standing” selaku album solo Alat Lesmana. Perjanjian berhasil tahun 1984 serta album itu diluncurkan di Amerika Sindikat. Alat alih ke Amerika Sindikat tahun 1985.

Beliau juga membuat rekaman di Mad Hatter Sanggar dengan Vinnie Colaiuta, Michael Landau, Jimmy Haslip, Airto Moreira, Charlie Hadden, Bobby Shew, serta Tooty Heath buat albumnya yang berjudul” For Earth and Heaven”. Album itu di luncurkan tahun 1986 serta jadi album internasionalnya yang kedua bersama Kuda belang Records. Kedua singelnya,” Nomor Standing”( dari album” Nomor Standing”) serta serta” Stephanie”( dari album” For Earth and Heaven”) sukses mendiami Billboard Charts buat Jazz serta no satu di tangga lagu radio di Amerika Sindikat.

Tidak cuma dengan musisi jazz bumi, Alat juga kerap kali bekerja sama dengan musisi jazz tanah air. Ucap saja Gilang Ramadhan yang sudah sebagian kali membuat golongan nada serta album bersama, antara lain mereka tercampur dalam PIG( bersama Pra Budi Dharma), Java Jazz( bersama Mates, Donny Suhendra serta Embong Rahardjo).

Alat jadi simbol jazz Indonesia serta jadi musisi sangat aktif dengan lebih dari 200 aransemen original, serta nyaris 50 album, dengan 18 album solonya. Tidak hanya itu, Alat juga jadi memproduseri sebagian album bintang film ternama tanah air, semacam Titi DJ( album Mimik muka), Sophia Latjuba( album Cuma Untukmu, Tidak Tutur), Ermy Kulit( album Dikala yang Terindah). Alat pula menggarap album soundtrack Rumah Ketujuh, yang diproduseri kakaknya, Mira Lesmana.

– Melly Goeslaw

Urbaners, Melly Goeslaw dapat diucap selaku salah satu komposer nada perempuan sangat terkenal di Indonesia. Perempuan kelahiran Bandung ini apalagi menemukan julukan selaku‘ Istri raja Soundtrack Film Indonesia’ di tahun 2000- an. Mulai dari Terdapat Apa dengan Cinta buat soundtrack film AADC, Pujaanku yang ialah original soundtrack film Eiffel… I’ meter in Love, sampai My Heart buat soundtrack film dengan kepala karangan serupa yang diperankan oleh Irwansyah serta Acha Septriasa.

– Yovie Widianto

Sepak terjang Yovie Widianto selaku komposer nada kebesarhatian Indonesia tidak butuh dipertanyakan. Buatan musiknya apalagi berhasil bawa nama- nama biduan tanah air semacam Rio Febrian, Glenn Fredly, Rossa, sampai Monita Tahalea memperkenalkan lagu berjudul cinta yang sedemikian itu bagus. Selaku komposer nada film, sebagian durasi kemudian penggagas tim nada Kahitna ini pula diyakini menghasilkan original soundtrack film Ayat- Ayat Cinta 2, bertajuk Sedang Berambisi yang dipopulerkan oleh Isyana Sarasvati.